"Mengapa
nyoblos?"
"Males!
Gak kenal sama calon-calonnya,"
"Datang
dulu, baru nanti pilih yang mana..."
Banyak
warga Indonesia masih tidak paham tujuan dar i Pemilu atau Pemilukada. Selain
itu banyak yang golput karena tidak
mengenal calon-calon anggota legislatif yang bertebaran.
Lantas siapa
yang punya kewajiban memahamkan mereka?
Yang terbesar
adalah partai politik, wabil khusus para caleg tadi.
Para
caleg harus senantiasa mendekati dan
berkomunikasi dengan calon pemilih di daerah pemilihannya setiap waktu, setiap
waat tidak hanya saat kampanye.
"Saya
kan, baru resmi dicalonkan setahun sebelum pemilu?"
Justru karena
hal itu, seharusnya pimpinan dan
pengurus partai wajib menilai bacalegnya yang intensif berkomunikasi dengan masyarakat sehingga punya
peluang terpilih yang tinggi. Para bacaleg yang aktif berkomunikasi dengan
rakyat, memberdayakan rakyat, inilah yang patut diajukan sebagai calon
legislatif peserta pemilu.
"Tapi
butuh modal besar untuk berkomunikasi
intens dan memberdayakan rakyat!”
Berkomunikasi
dengan efektif bisa jadi tidak
membutuhkan modal besar. Begitu juga
dengan memberdayakan rakyat tak harus menggunakan banyak uang. Yang paling penting adalah berbuat sesuatu
untuk rakyat dan mampu berkomunikasi dengan rakyat. Komunikasikan dengan rakyat
apa-apa yang membuat mereka bisa berubah nasib menjadi lebih baik dan sejahtera
Rakyat
harus bisa membayangkan bagaimana nasib mereka bila memilih calon tertentu. Rakyat perlu tahu siapa yang mewakilinya.
Begitu
banyak ragam media yang bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan rakyat. Komunikasi
yang efektif akan menghemat biaya, dan mendatangkan hasil yang berkualitas,
demi kebaikan bersama.
Bagaimana
komunikasi yang efektif??
Kami siap
membantu...
EmoticonEmoticon